Senin, 13 Juli 2015
Hamil Sehat Bagi Penderita Epilepsi
Hamil Sehat Bagi Penderita Epilepsi
Epilepsi merupakan kelainan Neurologik, dimana pada ibu hamil merupakan tata laksana yang yang adekuat dan tanpa beresiko baik terhadap ibu / bayi resiko pada waita epilepsi yang hamil lebih besar dari pada pda normal yang hamil. Untuk banyak mengulangi resiko, maka dokter ahli neurology bekerja sama agar bayi dan ibu mengalami kesehatan jasmani dan rohani. Angka kematian neonatus pada epilepsi yang hamil adalah tiga kali dibanding populasi normal. Pengaruh kehamilan terhadap epilepsi berparisi kira-kira ¼ kasus prekuensi bangkitan akan meningkat terutama pada trimester terakhir, ¼ lagi menurun dan separuhnya lagi tidak mengalami perubahan selama kehamilan. Pengobatan wanita epilepsi yang hamil pada umumnya dilakuakn menurut prinsif yang sama seperti pada pasien tidak hamil.Resiko yang dialami janin karena bangkitan yang dialami oleh ibu mungkin sama besar dengan yang disebabkan obat anti epilepsy. Mal formasi yang disebabkan epilepsi akan terjadi pada 4-8 minggu pertama dalam pertumbuhan janin.
Efek kehamilan terhadap epilepsi
Epilepsy pada kehamilan dibagi menjadi dua kelompok :
- Yang sebelumnya sudah menderita epilepsi
- Berkembng menjadi epilepsy selama kehamilan wanita-wanita yang mendapat bangkitan selama masa produksi dapat terjadi secara isidentil pada kehamilan.
Hormone berpengaruh terhadap bangkitan pada ibu yang epilepsy yang hamil adalah estrogen dan estrogen dan progesteron. Pada seorang wanita yang hamil kadar estrogen dlam darah menurun, sehingga merangsang aktifitas enzim asam glutamate dekarboksilase dank arena itu sintesa Gamma Amino Butiric Acit (GABA) akan menurun dalam otak, dengan menurunnya konsentrasi GABA otak akan merangsang bangkitnya epilepsy. Pada kehamilan akan terjadi hemodelusi dengan akibat filtrasi glomelurus berkurang sehingga terjadi retensi cairan serta edema, akibatnya kadar obat dalam plasma akan menurun. Retensi cairan yang terjadi menyebabkan Hiponatremi. Keadaan ini akan menimbulkan gangguan parsial dari “Sodium PUM” yang mengakibatkan peninggian eksitabilitas neuron dan mempersentasikan bangkitan.
Pada wanita epilepsy yang hamil sangat sulit untuk menduga terjadinya bangkitan. Karena penomena ini tidak berhubungan dengan tipe vbangkitan. Penderita epilepsy terjadinya suatu bangkitan sangat berbahaya baik untuk ibu maupun jantung akibat trauma yang timbul. Persalinan akibat bangkitan yang timbul. Pasien-pasien dengan epilepsy yang berat kemungkinan akan bertambah buruk dan kadar obat anti epilepsy yang diminum tidak sesuai. Pada wanita yang hamil volume plasma meningkat kira-kira sepertinya pada trimester 3, hal ini disebabkan oleh efek dilusi. Penemuan dan angka penurunan dari konsetrasi obat epilepsy berbeda bentuk setiap jenis obat penurunan kadar obat dalam darah untuk fenilion kira-kira 80% terjadi pada trimester 1 juga serupa dengan venobarbital untuk karbamazepin terbesar penurunannya pada trimester 3.
Pada wanita hamil pada bangkitan dan telah mendapat obat anti epilepsy maka pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu :
- Pemeriksaan kadar obat dalam darah
- EEG
- CT scan, bila ada kelainan neurologik, dilakukan tergantung pada stadium kehamilan.
Langganan:Posting Komentar(Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar