Rabu, 08 Mei 2013
Air Lebih Ampuh Cegah Konstipasi
Informasi Kesehatan - Semua orang pasti sudah mengetahui bahwa memenuhi kebutuhan serat adalah cara terbaik untuk mencegah konstipasi dan menjaga agar buang air besar tetap lancar setiap hari. Namun sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengonsumsi air yang banyak lebih ampuh untuk mencegah konstipasi dibanding serat.
Hasil penelitian ini menekankan pentingnya mengonsumsi air untuk kesehatan tubuh. Namun bukan berarti seseorang harus mengurangi makan serat atau gaya hidup sehat lainnya, ungkap ketua peneliti Alayne Markland, dari Department of Veterans Affairs Medical Center di Birmingham, Alabama.
"Aku berpikir bahwa diet, makanan kaya serat, dan olahraga, disertai dengan konsumsi cairan yang cukup tetap direkomendasikan," ungkap Markland pada Reuters Health.
Berdasarkan data dari para peneliti, sekitar 14 persen penduduk dunia mengalami konstipasi. Meski begitu, definisi konstipasi bagi tiap-tiap ahli berbeda. Seringkali konstipasi dilihat sebagai kurangnya pergerakan usus, lebih sedikit dari tiga kali seminggu. Namun beberapa peneliti menemukan bahwa hal ini bisa saja disebabkan oleh pergerakan usus dan alat pencernaan yang lambat. Peneliti lainnya berpendapat bahwa konstipasi ditandai dengan susahnya buang air besar yang dialami terus-menerus.
Markland dan koleganya kemudian menganalisis respon dari 8.000 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam National health and Nutrition Examination Survey pada tahun 2006 dan 2008.
Berdasarkan konsistensi buang air besar, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan makan, peneliti menemukan bahwa masalah konstipasi lebih banyak dialami oleh wanita dan orang yang kurang berpendidikan. Penyakit ini tidak semakin parah dengan bertambahnya usia.
Uniknya, peneliti menemukan bahwa kebiasaan olahraga dan makan makanan berserat tak berkaitan dengan kemungkinan seseorang mengalami konstipasi. Konstipasi justru berkaitan dengan jumlah cairan yang dikonsumsi oleh seseorang. Sekitar tiga persen pria dan delapan persen wanita yang mengonsumsi lebih banyak cairan mengalami konstipasi. Sementara sekitar delapan persen pria dan 13 persen wanita yang kurang minum mengalami konstipasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa air minum memang bisa mencegah konstipasi. Namun ini hanya berlaku pada orang yang mengalami dehidrasi. Ketika tubuh sudah cukup terhidrasi, mengonsumsi lebih banyak air hanya akan membuat orang lebih banyak buang air kecil.
Markland berpendapat bahwa penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui lebih jelas mengenai efek serat terhadap pencegahan konstipasi, yang tak ditunjukkan dalam penelitian ini. Sementara ini, rekomendasinya tetap sama untuk melawan konstipasi, yaitu mengonsumsi makanan berserat, olahraga, dan banyak minum.
Hasil penelitian ini menekankan pentingnya mengonsumsi air untuk kesehatan tubuh. Namun bukan berarti seseorang harus mengurangi makan serat atau gaya hidup sehat lainnya, ungkap ketua peneliti Alayne Markland, dari Department of Veterans Affairs Medical Center di Birmingham, Alabama.
"Aku berpikir bahwa diet, makanan kaya serat, dan olahraga, disertai dengan konsumsi cairan yang cukup tetap direkomendasikan," ungkap Markland pada Reuters Health.
Berdasarkan data dari para peneliti, sekitar 14 persen penduduk dunia mengalami konstipasi. Meski begitu, definisi konstipasi bagi tiap-tiap ahli berbeda. Seringkali konstipasi dilihat sebagai kurangnya pergerakan usus, lebih sedikit dari tiga kali seminggu. Namun beberapa peneliti menemukan bahwa hal ini bisa saja disebabkan oleh pergerakan usus dan alat pencernaan yang lambat. Peneliti lainnya berpendapat bahwa konstipasi ditandai dengan susahnya buang air besar yang dialami terus-menerus.
Markland dan koleganya kemudian menganalisis respon dari 8.000 pria dan wanita yang berpartisipasi dalam National health and Nutrition Examination Survey pada tahun 2006 dan 2008.
Berdasarkan konsistensi buang air besar, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan makan, peneliti menemukan bahwa masalah konstipasi lebih banyak dialami oleh wanita dan orang yang kurang berpendidikan. Penyakit ini tidak semakin parah dengan bertambahnya usia.
Uniknya, peneliti menemukan bahwa kebiasaan olahraga dan makan makanan berserat tak berkaitan dengan kemungkinan seseorang mengalami konstipasi. Konstipasi justru berkaitan dengan jumlah cairan yang dikonsumsi oleh seseorang. Sekitar tiga persen pria dan delapan persen wanita yang mengonsumsi lebih banyak cairan mengalami konstipasi. Sementara sekitar delapan persen pria dan 13 persen wanita yang kurang minum mengalami konstipasi.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa air minum memang bisa mencegah konstipasi. Namun ini hanya berlaku pada orang yang mengalami dehidrasi. Ketika tubuh sudah cukup terhidrasi, mengonsumsi lebih banyak air hanya akan membuat orang lebih banyak buang air kecil.
Markland berpendapat bahwa penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui lebih jelas mengenai efek serat terhadap pencegahan konstipasi, yang tak ditunjukkan dalam penelitian ini. Sementara ini, rekomendasinya tetap sama untuk melawan konstipasi, yaitu mengonsumsi makanan berserat, olahraga, dan banyak minum.
Sumber: merdeka.com
Langganan:Posting Komentar(Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar