Rabu, 10 April 2013
Bahaya Membasuh Vagina Dengan Sabun Mandi
Informasi Kesehatan - Area vagina yang lembab akibat keringat atau menstruasi tentu membuat Anda ingin membasuhnya dengan bersih. Namun, Anda yang suka membasuh area intim dengan sabun mandi, ada baiknya berhati-hati. Karena, baru-baru ini sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa menggunakan shower gel, sabun, ataupun pelumas di area intim akan membuat Anda berpotensi terkena infeksi menular seksual.
Para peneliti dari Universitas California, AS, tersebut menyampaikan bahwa sabun dan pelumas tertentu dapat merusak jaringan sensitif di sekitar area intim perempuan, sehingga membuat area tersebut mudah terkena infeksi penyakit akibat virus herpes, bakteri chlamydia, dan virus HIV.
Menurut ketua penelitian, Joelle Brown, pemakaian produk-produk di atas dapat meningkatkan resiko terkena bacterial vaginosis. Inilah kondisi dimana keseimbanganbakteri di area intim terganggu sehingga beresiko infeksi. Dalam penelitiannya, Dr Brown melibatkan 141 perempuan Los Angeles yang bersedia menjawab kuesioner dan menjalani tes lab vagina.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa 66 persen perempuan kerap menggunakan pelumas saat berhubungan seks, dan pembersih sampai ke bagian dalam area intim. Produk yang paling banyak digunakan adalah pelumas seksual, 70 persennya pelumas komersial, sementara 17 persen lainnya menggunakan petroleum jelly dan 13 persen lagi menggunakan minyak (oil).
Hasil tes menunjukkan bahwa perempuan yang menggunakan produk sampai ke bagian dalam vagina, seperti minyak dan vaseline, mengalami infeksi bakteri dan jamur, demikian dilaporkan jurnal Obstetrics and Gynaecology. Sementara itu, 40 persen perempuan yang menggunakan petroleum jelly sebagai lubricant juga mengalami bacterial vaginosis, infeksi yang disebabkan oleh sejumlah bakteri. Sementara 44 persen lainnya yang menggunakan minyak, positif mengidap Candida, atau jamur yang menyebabkan infeksi.
Para peneliti menilai, resiko infeksi yang terjadi disebabkan oleh produk yang menurunkan level pH dan bakteri baik di sekitar area intim, sehingga resiko terkena infeksi makin tinggi. Normalnya, area intim tidak hanya didiami bakteri jahat, tapi juga bakteri baik untuk melindungi dari infeksi dan virus.
Keseimbangan alami di area intim juga terganggu dengan adanya produk-produk seperti sabun, shower gel, dan parfum. Produk berbahan petroleum jelly mestinya hanya diaplikasikan untuk bagian luar, dan sudah disampaikan pada sampul luar produk. Tidak direkomendasikan sebagai pelumas atau penggunaan lain yang sampai ke dalam area vagina.
Dr Mary Marnach, spesialis obstetri dan ginekologi di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, mengklaim bahwa pelumas yang ada di pasaran pada dasarnya mengandung gliserin yang juga berpotensi menyebabkan infeksi jamur dan bacterial vaginosis. Oleh karena itu ia menganjurkan kalaupun menginginkan pelumas untuk berhubungan seksual, perempuan dianjurkan memakai yang berbahan tanpa glisering seperti Astroglide Free, dan yang berbahan dasar silikon.
Pendapat serupa kemudian juga disampaikan Dr Sovra Whitcroft, spesialis obstetri dan ginekologi dari Surrey Park Clinic, Guildford. Menurutnya, beberapa produk berbahan kimia dan parfum dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Lebih jauh ia juga beresiko terkena infeksi jamur dan bakteri.
Untuk lebih amannya, dokter menganjurkan agar perempuan tetap menjaga kesehatan area intim dengan membersihkannya secara rutin dan mengganti celana dalam setiap hari tanpa harus memakai deodoran atau bahan kimia untuk membuatnya wangi. Kesimpulannya, pemakaian produk berbahan kimia untuk area intim ada baiknya mulai diwaspadai.
Sumber: kompas.com
Langganan:Posting Komentar(Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar